Jumat, 14 Maret 2014

Proses Pengelasan yang Umum digunakan


Proses Pengelasan yang Umum digunakan

1.    Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
Jenis pengelasan ini disebut juga Stick Welding atau Manual Metal Arc Welding dan banyak digunakan. Prinsip kerja jenis proses pengelasan ini yaitu menggunakan logam elektroda consumable dengan kandungan yang tepat untuk menghasilkan arc welding antara elektroda dengan benda kerja. Logam elektroda yang meleleh akibat panas mengisi celah antara ujung elektroda dan bergabung dengan benda kerja. Ini adalah proses pengelasan yang paling populer dan mampu menghasilkan berbagai macam pengelasan. Elektroda dilapisi dengan shielding flux yang terbuat dari komposisi khusus. Shielding flux meleleh bersama dengan logam inti dari elektroda, membentuk gas
 dan kerak, dan melindungi arc welding dan weld pool. Fluks melakukan pembersihan permukaan logam, mensuplai beberapa elemen paduan untuk kontak welding, dan melindungi lelehan logam dari oksidasi dan menstabilkan arc wleding. Kerak dihilangkan setelah dilakukan proses Solidification yaitu proses transformasi dari fase lelehan dari paduan menjadi bagian padat dari paduan, melibatkan kristalisasi dari fase cair, pemisahan kotoran dan elemen paduan, pembebasan gas terlarut dalam lelehan dan pembentukan porositas.
a)      Keuntungan dari metode pengelasan ini :
·         Sederhana, peralatan portabel dan low cost;
·         Bisa untuk berbagai jenis logam, posisi pengelasan dan elektroda;
·         Cocok untuk aplikasi luar ruangan.
b)      Kerugian dari metode pengelasan ini :
·         Proses diskontinu karena keterbatasan panjang elektroda;
·         Weld mungkin berisi sisa-sisa dari kerak;
·         Asap yang timbul membuat sulit kontrol selama proses pengelasan.
2.    Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
Tungsten Inert Gas Arc Welding (Gas Tungsten Arc Welding) adalah proses pengelasan, di mana panas yang dihasilkan oleh arc welding menumbuk antara elektroda tungsten dan benda kerja. Weld pool dilindungi oleh gas inert (Argon, helium, Nitrogen) yang berfungsi melindungi logam yang telah meleleh dari kontaminasi udara atmosfer. Panas yang dihasilkan oleh arc welding melelehkan ujung dari benda kerja dan menggabungkannya. Filler rod dapat digunakan, jika diperlukan. GTAW menghasilkan las kualitas tinggi untuk aplikasi yang sebagian besar di logam. Tidak menggunakan flux selama proses pengelasan.
a.    Keuntungan dari metode pengelasan ini :
·         Komposisi welding sangat rapat logam induknya;
·         Struktur las kualitas tinggi
·         Penghilangan kerak tidak diperlukan (tidak ada kerak);
·         Distorsi termal dari benda kerja yang minim karena konsentrasi panas dalam jumlah yang kecil
b.    Kerugian dari metode pengelasan ini :
·         Kecepatan las yang rendah;
·         High cost;
Memerlukan skill welding operator yang tinggi.

Kamis, 13 Maret 2014

Pengertian, Manfaat, kekurangan Pengelasan


Pengertian, Manfaat, kekurangan Pengelasan
Las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan  (filler material).
Kelebihan Dan Kekurangan Pengelasan
a. Kelebihan-kelebihan pengelasan adalah:
1)    Effisiensi sambungan yang baik dapat digunakan pada temperatur tinggi dan tidak ada batas ketebalan
logam induk.
2)    Geometri sambungan yang lebih sederhana dengan kekedapan udara, air dan minyak yang sempurna.
3)    Fasilitas produksi lebih murah, meningkatkan nilai ekonomis, produktivitas, berat yang lebih ringan dan
batas mulur ( yield) yang lebih baik.
b. Kekurangan-kekurangan pengelasan yaitu:
1)    Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan kualitas dari logam induk pada daerah yang tidak
terpengaruh panas ke bagian logam las berubah secara kontinyu.
2)    Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) oleh pemanasan dan pendinginan cepat.
3)    Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau retak pada bagian las.
4)    Kerentanan terhadap retak rapuh dari sambungan las lebih besar dibandingkan dengan sambungan keling
yang disebabkan metode konstruksi.
5)    Kerusakan bagian dalam sambungan las sukar dideteksi, jadi kualitas sambungan las tergaantung pada
ketrampilan (skill) yang melakukan.

surat lamaran


Hal      : Surat Lamaran Pekerjaan                                       Yogyakarta, 22 Februari 2014

Kepada Yth. :
            HRD PT. MAJU LANCAR
            Di Semarang-Jawa Tengah
Dengan Hormat,
            Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari seorang kerabat yang menyatakan bahwa perusahaan yang bapak/ibu pimpin sedang membutuhkan karyawan/staf. Untuk itu, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama                           : Heri Iriyanto
Alamat                         : Salam Rt 05 Kenalan Bangunjiwo Kasihan Bantul
Pendidikan Terakhir    : SMK (Teknik Pengelasan)
Telpon                         : 089671420640
Dengan ini mengajukan permohonan lamaran pekerjaan pada            Bapak/Ibu sebagai pimpinan perusahaan untuk dapat diterima sebagai karyawan/staf pada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan:
1.      Foto copy ijazah terakhir & transkip nilain (dilegalisir)
2.      Daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae)
3.      Foto copy sertitifikat
4.      Foto copy KTP
5.      Pass photo berwarna 3x4= 3 lembar
Besar harapan saya untuk dapat diterima di perusahaan Bapak/Ibu pimpin.i
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,

Heri Iriyanto

Jumat, 21 Februari 2014

HASIL PRODUK PENGELASAN


PENGUJIAN LAS
Destruktif Test dan Manfaatnya

Pengujian las adalah suatu cara atau metode untuk pemeriksaan kondisi hasil pengelasan agar pengelasan tersebut tidak membahayakan ketika digunakan. Jenis pengujian ada 2 macam yaitu pengujian Non Distruktive Test dan pengujian Distruktive Test.
Pengujian destruktif Test (DT) termasuk metode dimana material dipecah dalam rangka untuk menentukan sifat mekanik, seperti kekuatan, ketangguhan dan kekerasan. Dalam prakteknya berarti, mencari tahu apakah kualitas las yang cukup baik untuk menahan tekanan ekstrim atau untuk memverifikasi sifat-sifat material. Alasan pengujian ini adalah  mendeteksi cacat terjadi selama pengelasan yang mempengaruhi kualitas dan kekerasan Las, uacat lainnya terjadi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan tukang las, untuk mengetahui kemampuan tukang las. Pengujian DT ada beberapa jeis yaitu:
1)        Pengujian tarik
Pemgujian Tarik  merupakan cara pengujian yang mana contoh dipersiapkan ditarik sampai benda uji patah. Uji Pengukuran dicatat dalam PSI (pounds per square inch) E7018 = 70.000 PSI. Sampel uji tarik dalam pengelasan dapat mengungkapkan kekuatan tarik lasan, batas elastis, titik luluh, dan daktilitas. Batas elastis logam adalah batas tegangan (beban) yang menahan dan masih kembali ke panjang aslinya setelah beban dilepaskan. Kekuatan tarik lasan terjadi saat benda uji tidak kembali ke panjang aslinya. Daktilitas adalah kemampuan logam untuk meregangkan atau memanjang sebelum rusak.
2)     Pengujian Kejut (Impact tester)
  Impact tester adalah pengijian yang menggunakan bandul berat yang mampu mengukur jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen uji yang diambil dari HAZ “Daerah terpengaruh Panas .Dampak pengujian dapat dilakukan baik menggunakan Izod atau metode charpy. (Kedua metode serupa). Uji kejut digunakan untuk mengukur ketangguhan (toughness) bahan.
3)    Pengujian Lengkung
Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi keuletan sambungan las. Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis pengujian : Pengujian root bend, Pengujian face bend, dan Pengujian side bend.
4)  Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan merupakan cara  pengujian dengan mengukur kekerasan sebuah hasil pengelasan, hal ini diakibatkan karena kekerasan material logam merupakan faktor penting dalam menentukan sifat-sifat mekanis dari suatu material. Kekerasan maksimal pada daerah lasan yang diukur dengan uju kekerasan digunakan sebagai dasar penentuan kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan dilaksanakan untuk mencegah retakan hasil pengelasan. Janis pengujian yang umum dilakukan :Brinell, Rockwell, Vickers berlian piramida dan Scleroscope.
5)    Pengujian Makro dan Mikro
Pengujian makro dan mikro merupakan cara pengujian hasil las dengan alt-alat yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Uji makro menggunakan kaca pembesar sedangkan uji mikro menggunakan mekroskop. Struktur mikro pada benda hasil pengelasan sangat ditentukan oleh proses pendinginan benda las terutama dari titik cair mencapai suhu rekristalisasi bahan. Proses pendinginan pada las kondisi umum berlangsung secara gradual tanpa penurunan suhu secara mendadak (quenching). Proses pendinginan pada las cocok dengan menggunakan diagram CCT (continous coolling transformation). Diagram CCT untuk logam las baja di mana struktur austenit berubah menjadi berbagai fasa tergantung pada kecepatan pendinginan.
*         Manfaat pengujian dengan cara destruktif test
1. Dapat memverifikasi sifat material.
2. Dapat menentukan kualitas lasan.
3. Dapat membantu  untuk mengurangi kegagalan, kecelakaan dan    biaya.
4. Dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan.

Kamis, 20 Februari 2014

tips


Tips melindungi tubuh pada saat mengelas


Pengelasan sangat berhubungan dengan percikan api, listrik dan hal yang dapat membahayakan tubuh lainnya, maka diperlukan beberapa usaha pencegahan untuk meminimalisir dampak negatif yang tidak kita kehendaki, yaitu:


  1.  Selalu berhati-hati dalam melakukan proses pengelasan.

  2. Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok dan helm las.

  3. Memakai keselamatan dan kesehatan kerja yaitu pakaian pelindung atau pakaian kerja, apron atau jaket las, arung tangan , dan sepatu keselamatan kerja.

  4. Buatlah batas daerah pengelasan agar orang lain tidak merasa terganggu, sehingga anda nyaman melakukan pekerjaan dan selalu fokus.

  5. Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan.

  6. Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ).