HASIL PRODUK PENGELASAN
Jumat, 21 Februari 2014
PENGUJIAN LAS
Destruktif Test
dan Manfaatnya
Pengujian las adalah suatu cara atau metode untuk
pemeriksaan kondisi hasil pengelasan agar pengelasan tersebut tidak
membahayakan ketika digunakan. Jenis pengujian ada 2 macam yaitu pengujian Non
Distruktive Test dan pengujian Distruktive Test.
Pengujian destruktif Test (DT) termasuk metode dimana
material dipecah dalam rangka untuk menentukan sifat mekanik, seperti kekuatan,
ketangguhan dan kekerasan. Dalam prakteknya berarti, mencari tahu apakah
kualitas las yang cukup baik untuk menahan tekanan ekstrim atau untuk memverifikasi
sifat-sifat material. Alasan pengujian ini adalah mendeteksi cacat terjadi selama pengelasan
yang mempengaruhi kualitas dan kekerasan Las, uacat lainnya terjadi karena
kurangnya pengetahuan dan keterampilan tukang las, untuk mengetahui kemampuan
tukang las. Pengujian DT ada beberapa jeis yaitu:
1)
Pengujian tarik
Pemgujian Tarik merupakan cara pengujian yang mana contoh
dipersiapkan ditarik sampai benda uji patah. Uji Pengukuran dicatat dalam PSI
(pounds per square inch) E7018 = 70.000 PSI. Sampel uji tarik dalam pengelasan
dapat mengungkapkan kekuatan tarik lasan, batas elastis, titik luluh, dan daktilitas. Batas elastis logam
adalah batas tegangan (beban) yang menahan dan masih kembali ke panjang aslinya
setelah beban dilepaskan. Kekuatan tarik lasan terjadi saat benda uji tidak
kembali ke panjang aslinya. Daktilitas adalah kemampuan logam untuk meregangkan
atau memanjang sebelum rusak.
2)
Pengujian Kejut (Impact tester)
Impact tester adalah
pengijian yang menggunakan bandul berat yang mampu mengukur jumlah gaya yang dibutuhkan untuk
mematahkan spesimen uji yang diambil dari HAZ “Daerah terpengaruh Panas .Dampak
pengujian dapat dilakukan baik menggunakan Izod atau metode charpy. (Kedua
metode serupa). Uji kejut digunakan untuk mengukur ketangguhan (toughness)
bahan.
3)
Pengujian Lengkung
Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi keuletan sambungan las.
Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis pengujian : Pengujian root bend,
Pengujian face bend, dan Pengujian side bend.
4) Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan merupakan cara pengujian dengan mengukur kekerasan sebuah
hasil pengelasan, hal ini diakibatkan karena kekerasan material logam merupakan
faktor penting dalam menentukan sifat-sifat mekanis dari suatu material.
Kekerasan maksimal pada daerah lasan yang diukur dengan uju kekerasan digunakan
sebagai dasar penentuan kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan
dilaksanakan untuk mencegah retakan hasil pengelasan. Janis pengujian yang umum
dilakukan :Brinell, Rockwell, Vickers berlian piramida dan Scleroscope.
5)
Pengujian
Makro dan Mikro
Pengujian
makro dan mikro merupakan cara pengujian hasil las
dengan alt-alat yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Uji makro
menggunakan kaca pembesar sedangkan uji mikro menggunakan mekroskop. Struktur mikro pada benda
hasil pengelasan sangat ditentukan oleh proses pendinginan benda las terutama
dari titik cair mencapai suhu rekristalisasi bahan. Proses pendinginan pada las
kondisi umum berlangsung secara gradual tanpa penurunan suhu secara mendadak
(quenching). Proses pendinginan pada las cocok dengan menggunakan diagram CCT
(continous coolling transformation). Diagram CCT untuk logam las baja di mana
struktur austenit berubah menjadi berbagai fasa tergantung pada kecepatan
pendinginan.
1. Dapat memverifikasi sifat
material.
2. Dapat menentukan kualitas
lasan.
3. Dapat membantu untuk mengurangi kegagalan, kecelakaan dan
biaya.
4. Dapat memastikan kepatuhan
terhadap peraturan.
Kamis, 20 Februari 2014
tips
Tips melindungi tubuh pada saat mengelas
Pengelasan sangat berhubungan dengan percikan api, listrik dan hal yang dapat membahayakan tubuh lainnya, maka diperlukan beberapa usaha pencegahan untuk meminimalisir dampak negatif yang tidak kita kehendaki, yaitu:
Pengelasan sangat berhubungan dengan percikan api, listrik dan hal yang dapat membahayakan tubuh lainnya, maka diperlukan beberapa usaha pencegahan untuk meminimalisir dampak negatif yang tidak kita kehendaki, yaitu:
- Selalu berhati-hati dalam melakukan proses pengelasan.
- Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok dan helm las.
- Memakai keselamatan dan kesehatan kerja yaitu pakaian pelindung atau pakaian kerja, apron atau jaket las, arung tangan , dan sepatu keselamatan kerja.
- Buatlah batas daerah pengelasan agar orang lain tidak merasa terganggu, sehingga anda nyaman melakukan pekerjaan dan selalu fokus.
- Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan.
- Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ).
Langganan:
Komentar (Atom)